Tuesday, September 21

Holy Land tour Journal : The Golden Gate

Day 5: The Golden Gate

First Write: Judaean Desert, near King Hussein-Allenby Bridge (Israel-Jordanian Border)

20 September 2010, 9.35am (20 September 2010, 02.35pm WIB).

Continued: Dubai International Airport, UAE

20 September 2010, 11.00pm (21 September 2010, 02.00am WIB)



Gw super tepar kemaren malem jadi baru nulis hari ini.

Yesterday will always be remembered in my life. It is one of the most special of days I've ever experienced.


Before I continue, gw harus billing bah tulisan gw hari ini mungkin bukan buat semua orang untuk baca n percaya, but this journal represents what I believe as a Christian.


First thing in the morning we go to Mount of Olives. Bukit Zaitun has a great view of the Old City Jerusalem; Dome of the Rock keliatan, Golden Gate keliatan, Church of the Holy Sepulcher keliatan.. Semua deh Old City yang via dolorosa na udah gw jalanin juga keliatan. Bukit Zaitun adalah one of the two tallest mounts in Jerusalem, the other is Mount Scopus.


Bukit Zaitun adalah tempat Yesus terangkat ke surga. Dari situ Dia akan datang kembali juga dan menjejakkan kakiNya kembali di atas Bukit Zaitun. Di sini kita berdoa n percaya, nanti setelah pengangkatan, kita juga ikut turun waktu Tuhan dateng yang kedua kali untuk memerintah di Kerajaan 1000 tahun. Abis doa bareng kita foto bareng; 500 orang. Setress setress dah itu fotografer na. Mana banyak yang gajelas lagi malah foto masing2 ato foto grup masing2 haha.. XD Aneh2 aja.


Dari Bukit Zaitun kita jalan sedikit kita ke Taman Gethsemane, tempat Tuhan Yesus berdoa n menangis di saat2 terakhirNya sebelum disamperin sama Yudas Iskariot n dikhianati n ditangkep. Di sini kita berdoa supaya dikasi hati yang baru, yang sungguh mengasihi Tuhan, n diangkat ke level iman yang baru: bukan sekedar anak yang manja, hamba yang mengharapkan imbalan dari setiap pekerjaan kita, budak belian yang harus dipaksakkan rencanaNya dalam hidup kita, tapi hamba yang melayani dengan kasih; yang melakukan semua kehendak Tuhan karena kita begitu mencintaiNya.


Dari Taman Gethsemane kita nyebrang ke Gereja Segala Bangsa. Lagi ada misa di dalemnya karena kemaren hari Minggu kan. Altarnya dibangun di atas batu yang dipercaya sebagai batu tempat Yesus dulu nangis. Suasananya khusuk banget di dalem.


Dari sini, waktu bus2 laen ke Tembok Ratapan, bus gw yang di pimpin Moshe, tour guide gw sang bekas pilot pesawat tempur Angkatan Udara Israel, ngajak kita jalan naik bukit, ke arah seberang Gereja Segala Bangsa. Kita gatau pertamanya mau diajak kemana, tapi lama2 gw mulai nyadar bahwa ini kayaknya ke Golden Gate, tempat Tuhan Yesus bakal dateng untuk kedua kalinya sebagai Raja n masuk kota Yerusalem. So Moshe menepati janjinya!


Moshe looks tense, unlike usual. Dia nyuruh kita stay close sama dia, mungkin supaya ngejagain. Again, Golden Gate ini sebenernya security restricted area. Di bawahnya tersebar kuburan Muslim. Golden Gate disegel sejak jaman Turki, n setiap orang, setiap otoritas yang berusaha membuka Golden Gate ini selalu gagal, dengan cara2 yang supranatural gagalnya. Mungkin nunggu sampe Tuhan Yesus Raja sendiri yang ngebuka. ^^


Moshe walks in complete silence. At one point he asked us to stop, n climbed a staircase, tengok kiri-kanan kayak ngecek keadaan, n turun sambil geleng2… Dia ngajak kita jalan lagi, sampe ke ujung jalannya, n belok, masuk ke kuburan Muslim nya. Here, hati gw mulai berdetak kenceng: apa gw bakal naik, nyentuh Golden Gate? Atau cuma berdiri tepat di depannya, ngeliat gerbang yang bakal nyambut Raja segala raja? Otak gw bilang gw ga senekad itu untuk manjat ke atas n nyentuh, tapi hati gw bilang 'why not? I've come this far, why not go all the way?'.


The huge two-arched stone sealed gate semakin keliatan jelas, n akhirnya gw sampe ke bawahnya. Gw ga sempet mikir, tiba2 ada 3 bapak2 di depan gw mulai manjat, naik ke lereng berbatu2 yang penuh kuburan. Gw langsung ikut naik, naik, dan sampe ke depan gerbangnya persis, yang dipagerin runcing2. Sekali lagi gw di antara 2 pilihan: Manjat pagernya ato cuma dari luar pager?


Cuma sepersekian detik gw ragu; detik berikutnya I found myself putting down my backpack, camera and hat, ready to climb the spiked fence. The others arrived. Moshe yelled, "Awas hati2! Cepat jangan lama2!" I looked down, he shouted those words with himself staring to the opposite direction, as if he didn't want to look at us. Strange, tapi gw ga sempet mikir saat itu.


My dad climbed over without hesitation, but we had to help my mom to climb. It's an ultra-difficult thing for her with her back-pain, but I saw her eyes, there's a fire that drove her to go beyond her limits.


I climbed over hastily, ignoring the spiked fence. Batu yang jadi landasan gerbang ini berdebu n berpasir. As my bare hands touched the stones that sealed the Gate of the coming King, I threw myself on my knees and broke down in tears. In a brief moment I saw some of my group took a picture of them touching the Gate, but me and my family, we just cried, there's nothing else we can say, nothing else we can pray, kecuali "Tuhan, ingat aku dan keluargaku, waktu Engkau datang kembali melewati gerbang ini."


As my trembling body climbed over the fence once more to get out, and hobbled down the rocky hillside, emotions get the better of me; siapa aku ini, sampe aku boleh nyentuh tempat Rajaku datang lagi? Semua karena anugerah Tuhan, semua hanya karena Dia yang melayakkan.


Gw sekeluarga balik cepet-cepet ke bus, n most of the others did to, tap ada sekeluarga yang gatau karena ngelakuin apa ditangkep sama tentara yang dateng, n Moshe with some other guys nemenin mereka ke pos. Setelah mereka balik dengan selamat, kita baru tau bahwa sekitar Golden Gate itu penuh CCTV (this explains why Moshe acted as if he didn't know what we are doing), n while it is legal to go through the Muslim tombs and see the gate, climbing over the fence and touching it is against the law. Jadi tentara2 ini ternyata dateng buat hentiin kita. Puji Tuhan gw udah berhasil sampe ke bus dengan selamat… Anyways, sometimes breaking the law IS fun and worth it.


Abis itu ke Tembok Ratapan, Holocaust Museum, Bethlehem. Doesn't really matter, somehow. Sungguh, gw ga pernah mimpi bakal nyentuh Golden Gate. What I experienced at the Golden Gate was… beyond words. Trully, ujungnya hanya Tuhan.


Kasih setiaMu yang kurasakan

Lebih tinggi dari langit biru

KebaikanMu yang tlah Kau nyatakan

Lebih dalam dari lautan


BerkatMu yang telah kuterima

Selalu membuatku terpesona

Apa yang tak pernah kupikirkan

Itu yang Kau sediakan bagiku


Siapakah aku ini, Tuhan

Jadi biji mataMu

dengan apakah kubalas, Tuhan

selain puji dan sembah Kau


Our God is an awesome God.

No comments:

Post a Comment