To be the first one to win in Estadio Dragao
Tapi menang di Estadio Dragao bukan suatu hal yg gampang. Sejarah berbicara belum pernah ada satu pun tim Inggris yang menang di sana. Jadi MU dateng ke Portugal dengan misi untuk jadi pemecah sejarah, dan, sekali lagi, seperti yg Sir Alex bilang, jadi 'yang pertama'.
Dalam beberapa pertandingan terakhir lini pertahanan MU, yg sejak November 2008 sampai Maret 2009 seolah seperti benteng yang ga bisa ditembus, rapuh. Ferdinand cedera, Vidic kartu merah, keliatan fragile banget. MU perlu bertahan dengan kokoh malem ini, dan konsentrasi penuh sampai menit terakhir pertandingan, suatu hal yang ga dilakukan MU dan membuat Porto bisa nyamain kedudukan pada menit terakhir di Old Trafford minggu lalu. Malam ini, MU ga boleh kebobolan satu gol pun kalau mau pasti lolos, tapi menang 1-0 pun sudah cukup.
Tapi malem ini cukup lega karena line up-nya seperti ini: Van Der Sar, Ferdinand, Vidic, O'Shea, Evra, Carrick, Anderson, Giggs, Cristiano Ronaldo, Rooney, Berbatov. Formasi 4-3-3 dengan ujung tombak CR7, Rooney, Berbatov. Sangat oke. Berbatov kembali dari cedera engkel selama 2 minggu, dan yang paling penting; Ferdinand-Vidic kembali di central pertahanan MU.
All anxiety gone waktu menit ke 6, Ronaldo dribble bola dari bagian tengah lapangan (suatu hal yang langka karena dia biasanya di sayap), dan tanpa aba-aba, ngelepasin tendangan super keras dari jarak sekitar 37 meter dari gawang. Bola meluncur sangat kencang ke pojok gawang dan Helton, terbang, ga bisa menggapai. Gol. Aggregat 3-2 untuk MU. Ini sudah cukup. Shaky, tapi cukup. MU perlu mempertahankan early lead ini, suatu hal yang ga dilakukan MU di 3 pertandingan sebelumnya.
Ronaldo Rocket, menit ke-6, sudah cukup
Tapi malem ini, luar biasa. Gelombang demi gelombang serangan FC Porto menghantam, penonton (termasuk gw) deg2an sepanjang pertandingan. But each one of them, dipatahkan. MU bertahan sebagai tim, menyerang sebagai tim. MU hampir bisa nambah keunggulan lewat Giggs yang dapet crossing Berbatov, lewat Vidic yang nyambut umpan corner kick Giggs, atau lewat tendangan jarak jauh Ronaldo yang hampir sama di babak kedua. Semua gagal. Tapi itu ga penting karena semua attempt Porto pun gagal. MU bertahan sangat solid, hampir seperti benteng yang terakhir ga bisa ditembus saat lawan Inter Milan di Old Trafford.
Bertahan sebagai tim. Van Der Sar sangat solid.
Porto main cukup kasar. Berkali-kali Berbatov, Ronaldo, Giggs dijatohin sama pemain Porto. Evra sempet idungnya berdarah waktu tabrakan sama Mariano Gonzales. Tapi semua itu worth it. Van Der Sar kembali nemuin form permainan terbaiknya, dan yang paling penting: Vidic dan Ferdinand.
Setiap kali Vidic bikin kesalahan, setiap bola lambung yang Vidic ga nyampe, Ferdinand ada di sana untuk cover, begitu juga sebaliknya. Defensive partnership mereka luar biasa, dan itu sangat memudahkan kerja kiper. In fact, saking ketatnya defense MU, Porto cuma bisa bikin satu peluang yang berarti. Sisanya melenceng, atau mental di lapisan kedua pertahanan MU.
So, after a long 93 minutes, wasit Massimo Busacca dari Swiss niup peluit, dan MU lolos ke semifinal. All-English Semifinal, this one; MU vs Arsenal (Arsenal menang 3-0 lawan Villareal dan agregat 4-1). Dan sekali lagi, Barcelona jadi satu-satunya tim non-Inggris di semifinal. I expect Barcelona vs Manchester United final @ Rome, 27 May 2009.
Bring on Arsenal! We fear no one! GLORY GLORY MAN UNITED AND THE REDS GO MARCHING ON! ON! ON!!!UEFA Champions League 2008/2009 Semi Finals
Barcelona vs Chelsea (28 April, 6 May)
Man Utd vs Arsenal (29 April, 5 May)
No comments:
Post a Comment